Tanya CS

Keselamatan Kerja

Jakarta – 

Presiden RI Joko Widodo akhirnya melarang warga untuk melakukan mudik. Hal ini berkaitan dengan menekan penyebaran virus Corona COVID-19 di Indonesia.

Menanggapi hal ini, Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengatakan prediksi akhir wabah Corona yang semula diprediksi pada akhir April bisa bergeser jika warga tetap nekat mudik.

“Bergeser tergantung perilaku masyarakat, yang dulu sudah bikin kan akhir April, itu kan asumsinya masyarakat patuh, tapi sekarang lihat patuh nggak masyarakat,” ungkapnya saat dihubungi detikcom Rabu (22/4/2020).

 
 

“Ya mungkin Mei, Juni, ya apalagi kalau mudik nanti bergeser lagi, ya kalau terus bergeser begitu beban kita, beban pelayanan kesehatan nggak sanggup, tenaga kesehatan juga sudah banyak yang jadi korban, ya kan,” lanjutnya.

Menurutnya jika melihat tren kasus, prediksi akhir wabah Corona kini besar kemungkinan berada pada Mei dan Juni. Namun tak menutup kemungkinan akan bergeser terus jika peraturan yang dibuat pemerintah tak diterapkan dengan baik.

“Kita di Indonesia budaya mudik itu sangat berisiko karena kan jumlahnya itu jutaan begitu, dan mereka itu mudik dari daerah-daerah yang epicenter. Surabaya, Bandung, Jakarta, Bodebek, ini sama saja menyebarkan penyakit ke seluruh pulau luar Jawa kan, itu risikonya tinggi betul,” tegasnya.

Prof Ascobat juga menjelaskan bahwa tenaga dan fasilitas kesehatan pun tak sanggup bila kasus Corona nantinya menyebar menjadi epicenter-epicenter baru di daerah luar Jawa. Hal ini disebutnya bisa terjadi jika masyarakat tetap bersikeras melakukan mudik.

“Nanti kita takut seperti Ekuador itu, mayat bergelimpangan di rumah sakit, di jalan, nggak ada dokter, mau begitu? Iya hanya untuk kepentingan mudik begitu ya,” pungkasnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top